Blue Bird vs Uber: Apa Yang Sebenarnya Terjadi

Tadi pagi saya sedang duduk menunggu antrean pembuatan SIM di Satpas Daan Mogot ketika beberapa grup WhatsApp heboh dengan berita terkini: demonstrasi sopir Blue Bird menentang Uber. Atau lebih tepatnya, sopir kendaraan umum konvensional versus kendaraan umum online. Percikan-percikan kericuhan sudah ada sejak tahun lalu, tapi kali ini  akhirnya jadi kerusuhan beneran. Kendaraan dirusak, saling gebuk-gebukan, jalanan macet, Jakarta jadi makin semrawut, sementara kaum menengehe senang karena punya bahan bacotan di social media.

Tenang saja. Postingan ini bukan untuk membahas tentang ketidakbecusan aparat keamanan menangani masalah ini, yang seharusnya sudah bisa diantisipasi. Semua orang yang punya otak juga bisa memperkirakan kemungkinan kejadian seperti ini bakal terjadi, jadi kalau tidak ada antisipasi sampai berantakan begini, itu berarti…………..? Isi sendiri. Saya tau kamu tau jawabannya.

Postingan ini juga bukan untuk membahas bobroknya negara ini yang membuat rakyatnya stress karena tidak ada jaminan finansial, pendidikan, kesehatan dan masa tua, membuat kita hidup dalam ketakutan akan masa depan kita dan keluarga kita. Rasa frustrasi yang menyesakkan karena ditekan oleh nilai-nilai moral yang munafik, persis seperti air bertekanan besar dalam bendungan yang siap menerobos bila ada celah retakan sekecil apapun, makanya tidak heran hanya dengan sedikit provokasi orang Indonesia bisa langsung berubah jadi manusia liar dan ganas tanpa aturan. Melampiaskan segala frustrasi dan kemarahan yang selama ini menggumpal di dada, seperti tembok bendungan yang jebol. Bagi orang Indonesia, kerusuhan adalah terapi. Sarana untuk melepaskan stress dan mengalami katarsis. Tapi bukan ini yang saya mau bahas.

Saya mau bahas tentang apa yang SEBENARNYA terjadi hari ini. Bagaimana kerusuhan yang terjadi hari ini sebenarnya adalah sebuah pola yang sudah terjadi sepanjang sejarah peradaban manusia. Dengan mengerti gambaran besarnya, kita jadi bisa mengetahui di mana posisi kita sekarang dan ke mana kita mau melangkah. Mungkin kamu pikir saya lebay. Mungkin bagi kamu ini hanya aksi demonstrasi sopir-sopir yang nggak tau aturan saja, tapi saya kasih tau sesuatu buat kamu, respon pemerintah dan masyarakat atas kejadian ini adalah salah satu titik penentu apakah bangsa ini akan jadi maju atau makin bobrok.

Oke, jadi apa yang sebenarnya terjadi hari ini?

Perang.

Hari ini telah terjadi perang. Perang antara ide baru versus ide lama. Kemajuan versus kemandekan. Modern versus kuno. Muda versus tua. Sains versus agama. Kebebebasan versus kontrol. Kiri versus kanan. Atau kalau bahasa kerennya: PROGRESIF versus KONSERVATIF.

Menurut KBBI:

progresif/prog·re·sif/ /progrésif/ a 1 ke arah kemajuan; 2 berhaluan ke arah perbaikan keadaan sekarang (tentang politk); 3 bertingkat-tingkat naik (tentang aturan pemungutan pajak dan sebagainya)

konservatif/kon·ser·va·tif/ /konsérvatif/ a 1 kolot; 2 bersikap mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku

Ada sebuah perang yang sudah berlangsung ribuan tahun lamanya dan akan terus berlangsung selama manusia ada di muka bumi. Perang antara nilai-nilai yang sudah lama dianut versus nilai-nilai baru yang ingin menggeser nilai-nilai lama tsb (yang seringkali timbul sebagai bentuk ketidakpuasan akan nilai-nilai yang lama). Akibat perang ini, seluruh dunia dan semua orang di dalamnya terbagi menjadi dua kubu yang saling bertentangan. Kamu mungkin tidak pernah nyadar tapi ketika kamu posting di social media, kamu sedang berperang, dan perang ini sungguh nyata, terjadi setiap hari, setiap detik, dan dilakukan oleh setiap orang baik sadar maupun tidak. Ini adalah perang yang akan menentukan masa depan saya, kamu, kita semua dan dunia.

Sebelum kita bahas lebih jauh, saya kasih analogi yang sederhana dulu: Sewaktu masih muda dulu, kakek kamu punya sawah warisan dari bapaknya, beliau mau anaknya (papa kamu) meneruskan usahanya, tapi papa kamu menolak karena mau jadi PNS. Kakek kamu marah besar, “Dasar anak gak tau diri, sudah dikasih sawah kok malah mau jadi kacung? Dasar goblok!” Sementara papa kamu marah juga, “Dasar orang tua kolot, memangnya mau sampai kapan ngandelin sawah? Capeknya doang, hasilnya sedikit!” Akhirnya papa kamu jadi PNS juga meski harus melewati berbagai konflik. Lalu beliau ketemu mama kamu, menikah dan punya anak (kamu). Setelah kamu lulus kuliah papa kamu ingin kamu jadi PNS juga, tapi kamu ingin buka bisnis online bareng teman. Papa kamu marah besar, “Dasar anak bego, sudah jelas PNS lebih terjamin, malah mau buka usaha gak jelas ngabisin uang!” Dan kamu juga marah, “Dasar orang tua kolot, ngapain jadi PNS gaji kecil, nggak tau apa ini zamannya internet?!”

Kakek kamu adalah seorang konservatif, hanya bisa berpikir dengan nilai lama yang selama ini dia pegang tanpa mau menerima nilai baru. Papa kamu ketika melawan kakek adalah seorang progresif, punya keinginan untuk maju keluar dari tradisi kuno keluarganya. Tapi ketika dia sudah tua, papa kamu jadi konservatif, dan menentang kamu yang progresif ingin maju sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Pola yang sama juga kemungkinan akan terjadi ketika kamu menghadapi anak kamu nanti, kamu akan jadi konservatif dan menentang anak kamu yang progresif. Kemajuan selalu diawali oleh perang ide dan nilai-nilai.

Perang yang terjadi sepanjang zaman

Sepanjang sejarah manusia, kisah yang sama seperti analogi diatas terus terjadi. Kalau sekarang kamu bisa membaca artikel saya ini di smartphone kamu yang canggih, itu semua diawali dari perang antara progresif vs konservatif ribuan tahun yang lalu. Saya tuliskan beberapa contohnya di bawah ini:

Selama berabad-abad bangsa Arab menyembah dewa-dewi dan tercerai berai, lalu Muhammad SAW datang dengan ide progresif, satu Tuhan dan satu Arab, mendobrak tradisi dan pola pikir lama. Beliau ditentang keras oleh kaum konservatif di zamannya, sampai harus kabur dari Mekah. Sekarang Islam salah satu agama terbesar di dunia.

Selama berabad-abad orang percaya bahwa matahari mengelilingi bumi, lalu Galileo Galilei membuktikan bahwa bumi mengeliling matahari. Ide progresif yang ditentang oleh gereja dan orang-orang konservatif di zamannya. Galileo dipenjara rumah sampai meninggal. Sekarang semua orang tau bahwa bumi mengelilingi matahari.

Selama berabad-abad perbudakan adalah hal yang normal dan alami, lalu Abraham Lincoln membebaskan para budak dan menghapus perbudakan. Ide progresif yang ditentang oleh kaum konservatif pro perbudakan dan menyebabkan perang saudara, salah satu peristiwa paling berdarah dalam sejarah Amerika Serikat. Sekarang tidak ada lagi perbudakan.

Selama berabad-abad wanita tidak punya hak asasi, atas pendidikan, pekerjaan, dan jalan hidupnya sendiri, lalu Kartini datang membawa ide progresif, bahwa wanita berhak menentukan nasibnya sendiri. Ide progresif yang ditentang oleh kaum konservatif. Sekarang wanita bebas bersekolah dan bekerja.

convpro

Kalau kamu perhatikan contoh-contoh di atas, konflik sepanjang zaman adalah proses transisi dari nilai-nilai lama  ke nilai-nilai yang baru. Semakin kuat pertentangannya, semakin sulit transisinya dan masyarakat jadi mandek. Semakin tidak ada pertentangan, maka transisinya semakin mudah dan masyarakat jadi semakin maju. Kenapa dunia dikuasai oleh bangsa Eropa? Salah satu alasannya ya karena kemampuan mereka menerima ide-ide baru dengan cepat.

Kamu progresif atau konservatif?

civil-war

Dalam cerita Civil War-nya Marvel, Captain Amerika terpaksa melawan Iron Man karena ada perbedaan tajam antara nilai-nilai yang mereka pegang. Sebuah perang antara progresif versus konservatif. Captain Amerika memihak kebebasan para super hero, sementara Iron Man memihak pemerintah yang ingin mengontrol para super hero. Selalu ada dua kubu dalam setiap konflik yang terjadi. Begitu pula dengan isu-isu yang terjadi di negara kita.

Isu: Pemblokiran konten pornografi
Progresif: Tidak setuju. Mengkonsumsi pornografi adalah hak pribadi setiap orang. Silakan buat peraturan, tapi jangan dilarang.
Konservatif: Setuju. Harus dilarang karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Isu: Pelarangan LGBT
Progresif: Tidak setuju. Gender dan orientasi seksual adalah hak asasi manusia. Silakan buat peraturan, tapi jangan dilarang.
Konservatif: Setuju. LGBT harus dilarang karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

Isu: Taxi online
Progresif: Sangat mendukung. Teknologi ada untuk mempermudah hidup dan konsumen yang lebih diuntungkan. Silakan buat peraturan, tapi jangan dilarang.
Konservatif: Tidak mendukung. Taxi online harus dilarang karena tidak sesuai dengan aturan yang berlaku dan mengambil pasar taksi konvensional.

Isu: Pemimpin non-muslim
Progresif: Gak ada masalah. Yang penting kerjanya, bukan agamanya.
Konservatif: Tidak setuju. Karena tidak sesuai dengan ajaran agama yang saya anut.

Selalu ada dua kubu dalam setiap isu yang kita dengar. Jangan anggap remeh! Karena maju mundurnya sebuah negara tergantung dari posisinya dalam perang nilai-nilai ini. Respon masyarakat pada setiap isu yang muncul akan menentukan ke arah mana negara ini akan melangkah. Coba kamu lihat isu pornografi beberapa waktu yang lalu, perang itu akhirnya dimenangkan oleh gerombolan konservatif dan hasilnya Indonesia mundur dua puluh tahun dalam hal kebebasan informasi. Sekarang semua kena sensor, internet diblokir, bahkan wanita pakai tank top saja disensor di TV. Seolah kita adalah anak kecil yang matanya harus ditutup setiap kali ada wanita seksi. Absurd!

progresif-vs-konservatif

Kemajuan zaman tidak bisa dibendung. Kamu harus ingat, bahwa apa yang kamu anggap sebagai hal yang normal sekarang, dulunya dianggap sebagai ide yang aneh, gila, ngaco, sesat, nggak masuk akal, dosa, dan segala macam atribut negatif lainnya. Tapi semua itu hanyalah label yang digunakan oleh kaum konservatif yang bebal, tidak mau menerima perubahan, dan akibatnya menghambat kemajuan peradaban manusia.

Di abad ke-21 ini peradaban manusia sudah cukup maju, lihat saja smartphone di tangan, kita punya komputer canggih di genggaman tangan, kita juga pernah ke bulan, bisa cangkok jantung, bisa bikin pesawat jet, zaman sekarang kita tidak harus berlutut dan mengabdi pada raja, kita bebas berbicara tanpa harus takut dipenggal, bisa bekerja sesuai kemampuan dengan dibayar, bisa juga tidak bekerja kalau memang tidak mau. Sadar nggak sih, kita hidup di zaman yang luar biasa?! Nah, semua yang kamu nikmati sekarang bisa ada berkat ide-ide progresif yang dulu dianggap SESAT DAN DITENTANG oleh kaum konservatif.

Untuk bisa sampai di titik ini umat manusia membutuhkan 21 abad dan tidak terhitung berapa jumlah perang (sungguhan) dan korban nyawa yang melayang. Coba bayangkan seandainya umat manusia bisa lebih  santai dalam menerima ide baru, mungkin manusia sudah bisa bikin koloni di luar angkasa seperti Star Trek. Coba bayangkan kalau orang Indonesia bisa lebih santai dalam menerima ide baru, mungkin kita sudah maju dan makmur sejahtera seperti negara-negara lain.

Jadi kamu ada di kubu mana? Isi kolom komentar dengan opini, makian, dan keluhan kamu. Saya akan balas semuanya!

96 Comments

  1. Thanks kei, berkat artikel elo yang superb ini, membuka pikiran ratusan (mungkin ribuan) orang yang masih bingung kenapa negara eropa lebih maju dan ini sekaligus menjawab pertanyaan gue “kenapa agama saya (sering) menganggap remeh agama lain”. Thanks kei 🙂

    Like

    Reply

  2. “Kemajuan zaman tidak bisa dibendung. Kamu harus ingat, bahwa apa yang kamu anggap sebagai hal yang normal sekarang, dulunya dianggap sebagai ide yang aneh, gila, ngaco, sesat, nggak masuk akal, dosa, dan segala macam atribut negatif lainnya. Tapi semua itu hanyalah label yang digunakan oleh kaum konservatif yang bebal, tidak mau menerima perubahan, dan akibatnya menghambat kemajuan peradaban manusia. Sadar nggak sih, kita hidup di zaman yang luar biasa?! Nah, semua yang kamu nikmati sekarang bisa ada berkat ide-ide progresif yang dulu dianggap SESAT DAN DITENTANG oleh kaum konservatif.”

    1. Opini : saya rasa ga cuma berkat ide-ide progresif saja, semua kemajuan yang terjadi sampai saat ini tidak lepas dari peran kaum konservatif yang pada artikel ini hanya dianggap sebagai penghambat kemajuan dimana saya rasa kaum konservatif memiliki peran sebagai penyaring agar setiap ide konservatif yang negatif dapat ditahan dan akibat lainnya ide konservatif yang positif terhambat.

    “Isu: Pemblokiran konten pornografi
    Progresif: Tidak setuju. Mengkonsumsi pornografi adalah hak pribadi setiap orang. Silakan buat peraturan, tapi jangan dilarang.
    Konservatif: Setuju. Harus dilarang karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku.

    2. Opini : Dari artikel ini yang merujuk pengertian progresif dan konservatif pada KBBI, saya menyimpulkan kaum progresif adalah orang yang menerima ide-ide baru dan kaum konservatif adalah orang yang mempertahankan kebiasaan/tradisi lama. Pada isu pemblokiran konten pornografi, saya rasa itu merupakan suatu ide yang baru dimana sebelumnya berarti belum ada pemblokiran jadi kalau pakai pengertian KBBI seharusnya kaum progresif mendukung/menerima ide baru(pemblokiran konten pornografi) dan kaum konservatif tetap mempertahankan kebiasaan lama(konten pornografi tetap dapat diakses) begitu juga dengan pembahasan pelanggaran LGBT.

    3. Pertanyaan : berdasarkan apakah poin-poin pengelompokkan progresif(sayap kiri) dan konservatif(sayap kanan) anda dapatkan?golongan darah kah? tipe kepribadian kah? zodiak kah? mohon jawabannya 🙂

    -Lau-

    Like

    Reply

    1. Soal pemblokiran pornografi, inti dari pertentangannya bukanlah soal blokirnya, tapi perang antara nilai-nilai agama yang menganggap pornografi itu amoral dengan nilai-nilai kemanusiaan yang menganggap pornografi itu masalah pribadi yang tidak perlu dicampuri oleh pemerintah.

      Like

      Reply

  3. Tenkiu kei atas pencerahanny saya sendiri sangat setuju dan sependapat tapi untuk indo masih banyak org2 kolot yg sulit menerimany terlalu byk d cuci otakny oleh ajaran agama jd sulit melek utk melihat kenyataan yg ada.

    Like

    Reply

  4. Bagaiamana kalau ada case dimana ide konservatif masih memberikan jaminan konsistensi positif dlm byk hal buat masa depan ? karena banyak juga negara maju yg masih memegang teguh ide konservatif tapi mampu bersaing dengan negara pemuja iptek.

    Like

    Reply

  5. Pemerintah kayaknya bimbang dan agak takut mengambil tindakan dan keputusan. Karena masing2 punya sisi, ada yg untung dan ada yg rugi. Pemerintah mungkin bingung memihak yg mana. Tapi kayaknya mihak yg mayoritas ya

    Like

    Reply

    1. Pemerintahan Jokowi sebenarnya cukup progresif tapi masih takut-takut dalam menjalankannya, karena memang mayoritas rakyatnya masih konservatif. Takut kehilangan dukungan mungkin.

      Like

      Reply

  6. Melihat komentar-komentar yang ada, rasanya masih banyak orang yang belum terlalu bisa menerima pendapat yang diberikan Kei. Menunjukan kalau negara Indonesia masih belum siap untuk maju. Orang Indonesia lebih suka ngurusin moral orang lain daripada mikirin gimana caranya bikin negara ini maju.

    Like

    Reply

    1. terima kasih,kalau saya hitung justru hampir separuh yang komen disini mendukung progresifitas separuhnya lagi konservatif, bisa dibilang berimbang, terima kasih 🙂

      Like

      Reply

  7. Keren artikel nya, sangat mencerahkan, tetapi terlalu progresif pun adalah bentuk lain dari suatu kekonservatifan, terima kasih atas artikelnya yang menarik.

    Like

    Reply

    1. loh ngaco, sudah jelas kalo progresif itu menerima ide baru sedangkan konservatif mempertahankan ide lama. logikanya semakin progresif yahh semakin menerima ide baru.. Jangan mengklaim sembarangan! emang kamu tahu arti kekonservatifan? progresifan? jangan ngaco membuat kata baru dalam memakai bahasa indonesia.

      Like

      Reply

      1. jangan terlalu serius bro/sis nanti cepat tua, hahaha “menerima ide baru” jelas merupakan suatu ide juga, dan mempertahankan ide untuk menerima ide baru juga berarti kecenderungan “harus menerima ide baru” jelas konservatif pada akhirnya, dunia ini tidak hitam putih bro/sis ada yang namanya abu-abu, terima kasih atas kepedulian anda, semoga saya dan anda semakin tercerahkan 🙂 hehehe

        Like

      2. saya mendukung ide progresif yang disajikan di artikel ini, jangan terlalu serius banget, Raffi Ahmad aja Rapi amat gak rapi banget, kalau mau serius banyak yang kurang akurat, salah satu contohnya Galileo bukan penggagas teori heliosentris tapi Copernicus, tapi bukan masalah akurasi yang kita bicarakan tapi esensi dari artikel itu sendiri yang harus kita resapi, menurut saya artikel ini sangat mencerahkan dan menarik, terima kasih

        Like

      3. Iya, Copernicus pelopor heliosentris, tapi saya sengaja mengambil Galileo sebagai contoh agar lebih dramatis saja. Karena Galileo dihukum penjara rumah oleh gereja.

        Like

      4. justru kalau menafikan hal hal yang lama tanpa bersikap kritis, bahwa tidak setiap hal lama itu jelek, justru semakin jauh dari progresif dan open mind itu sendiri, semakin menunjukkan anda ngotot bahwa hal baru itu selalu baik( ide anda tidak berubah) = ide lama bahwa hal baru selalu baik= anda konservatif tanpa anda sadari,
        “Whoever fights monsters should see to it that in the process he does not become a monster.” -Friedrich Nietzsche-
        terima kasih 🙂

        Like

  8. Such a good reading…
    Mungkin pejabat yg di atas harusnya baca yg ginian bukannya watching porn sambil ngabisin duit rakyat..
    Pornografi makin dilarang, tapi pejabat ketauan nonton porno sm prostitusi makin marak..
    Soso dilarang, taunya mereka sendiri yg lakuin (read: munafik)
    Jadi makin emosi btw..makasih, Ko tulisannya sangat mencelikan otak orang-orang yg membaca
    God bless America *ehh Indon maksudnya

    Like

    Reply

  9. Sekian lama ‘follow’ ko lex saya baru paham kalo ke lex begitu kiri spt skrg, kalau dulu tahunya ko lex hanya science bgt,wah ko pemikiranmu luar biasa, kenapa kemarin ada belolkiri festival tidak hadir ko, padahal saya yakin pemikiran u luar biasa untuk dijadikan bahan renungan dan belajar bersama2. Tq ko tulisannya

    Like

    Reply

  10. Memang sejarah juga mencatat bahwa selalu terjadi konflik di saat ide-ide baru datang di tengah masyarakat. Tapi khusus Indonesia agak lebih khusus. Konflik yg terjadi sebenarnya agak berlebihan, tapi harap maklum, Indonesia masih berada di era Dark Age wkwkw

    Like

    Reply

  11. Seru kali ya kalo endonesah gak munafik soal pornografi, di negara” maju, mereka banyak menghasilkan bokep” dengan kualitas HD, gak kaya disini yg 3gp semua. Dan hasilnya malah bisa dijual (bahkan ke luar Negri) sehingga bisa nambah pemasukan negara. Kalo masyarakat kita gak kolot dengan agamanya mungkin pornografi di sini gak perlu di ban tapi cukup diberi peraturan dengan menetapkan pajak tinggi bagi pebisnis/pelaku pornografi sehingga bisa memperkaya negara. Bener gak bro?
    Tapi bro Kei, setujukah kamu dengan Jordan Grafman tentang bagian otak manusia yg disebut PFC (pre frontal cortex) yang dapat rusak akibat pornografi? Padahal PFC kan katanya bagian yg membedakan manusia dgn binatang, terus kalo bagian itu rusak katanya kita jadi gak ada bedanya dgn binatang, ex: cenderung kurang menghargai pasangan, pasangan hanya dianggap sebagai objek sex semata.

    Liked by 1 person

    Reply

  12. Setuju ama progresif, ambil contoh pemblokiran konten pornografi, emang ngefek trus mengurangi kasus pelecehan seksual di negara ini? Masih rame aja tuh di berita soal pemberitaan pelecehan seksual.

    Soal LGBT jga, pernah ga kalian mikir kalau kalian di posisi mereka? Tuhan nyiptain orang berbeda-beda, kalau bisa milih para lgbt tentunya juga pingin terlahir normal. Selama tidak merugikan orang lain ya ga masalah. Kalau sudah merugikan ya tinggal dihukum.

    Like

    Reply

  13. Yg suruh baca artikel ttg negara sekuler dan religius mana yg lebih sejahtera coba bnr2 baca lg. Coba bnr2 di baca mana yang lbh sukses? Runut dari mana awal cerita dan apa yang bakalan jadi boomerang utk negaranya sendiri ttg peraturan dan sistem yang dia ciptakan . Sekarang iya keliatan lbh keren. Nanti ? Semua akan berpikir berdiri sama rata, dan tidak pernah percaya terhadap koridor . Padahal jelas ada porsi utk yang menjaga rhytme dan yg menerima .

    Ini tulisan bagus, tapi jelas mengarahkan orang ke pikiran logis yang terlalu dini mikirnya utk menentukan arah. Batas kita hanya otak manusia. Jd jangan coba2 melawan yg buat otak manusia.

    Simplenya , yang beragama tau apa hal yang di perbolehkan utk progresif dan apa yg harus menjadi konservatif . Kalo masih ada yg tidak sepakat harus dipertanyakan lagi tentang ilmu agamanya. Banyak yg ngaku beragama tapi sok bs toleransi sendiri agama. Jelas ini pemikiran org gak paham agama apalagi yg ga punya agama.

    Agama hal yg paling kolot dan konservatif katanya? Ya iya , agama yg bikin sistem Tuhan bos, semua yg punya Tuhan pasti percaya Tuhannya benar. Jadi kok mau di toleransi yang Tuhan bilang ? Berarti akan brp banyak versi kitab? Update terus dan punya seri dong? Hahahaha.

    Hati-hati dengan pemikiran sendiri tanpa dasar. Kalian akan berpikir liar. Jawab sendiri liar akan terbunuh oleh keliaran lain.

    Dan buat yg ga menganut agama apapun, itu juga pilihan anda . Komentar saya hanya utk org yang beragama krna ini negara yang beasaskan keTuhanan yang maha esa. Jd yang gak percaya Tuhan silahkan , tapi jangan komentarin komentar saya. Nanti jadi perang pemikiran sebenarnya. Hehehe

    IMHO

    Like

    Reply

    1. Oke.. argumen kamu agama yang bikin sistem Tuhan bos.. tapi menurut saya agama itu ciptaan manusia. Kamu mau bukti kita kembali ke jaman manusia purba jaman mezolithikum kepercayaan jaman itu masih animisme(karena manusia jaman itu menciptakan dan percaya pada roh nenek moyang mereka) kemudian ke neolithikum(udah ngenal bercocok tanam) udah dinamisme(nenek moyang juga… sedangkan yang diceritakan sama Alkitab dan Alquran.. Yaudah manusia diciptakan atas nama adam dan hawa dibawa kontrol tuhan pencipta segala sesuatu… logikanya pada saat penciptaan itu yaudah manusia menyembah tuhan… tapi kenyataannya manusia pada awalnya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme bukan tuhan yang diajarkan kepadamu, bahkan konsep dosa, konsep surga dan neraka yang kamu takuti. Lalu masih berlakukah tuhan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri di jaman sains ini? banyak ajaran yang bertentangan dengan fakta sains.
      .
      sekarang emang kelihatan lebih keren? nanti?…. emang kamu tahu apa yang akan terjadi di masa depan. dari argumen kamu, kamu sendiri gak tau kan? tapi berani mengklaim akan buruk? sebab kamu percaya manusia akan dihakimi, masuk surga, neraka, dan tetek bengek agama?.. pemikiran anda sudah ada diawal masehi, jaman galileo galilei yang membuktikan bahwa bumi mengitari matahari (emang kelihatan keren bumi yang mengitari matahari? nanti?), bahkan alan turing yang menciptakan komputer dan sangat membawa perubahan yang baik pada jaman sekarang yang dihukum karena mengaku gay, emang kepercayaan masyarakat inggris pada saat itu, yaudah gay gak boleh dilarang sama tuhan bertentangan dengan agama, harus dihukum (titik)!!! (emang kelihatan keren alan turing membuat alat yang membantu sekutu untuk mengalahkan nazi dan hitler bahkan alat tersebut yang kamu pake buat komentar di blog ini? nanti? nanti apa coba. sekarang teknologi alan turing tersebut sangat bermanfaat.. terus apa? “yaudah gak papa tetap salah alan turing karena dia gay bertentangan dengan ajaran agama saya, yang tuhan bilang!!”. ngaco. makan tuh primitif…
      .
      nah pertanyaannya dan logikanya apakah ide progregsif buruk? emang ada kontribusi orang konservatif dalam perkembangan teknologi dunia? ada sih, kontribusinya menyebarkan ketakutan akan neraka(yang katanya 77 kali lebih panas dari api! tau dari mana coba, ngaco. emang udah pada dari neraka?) yang membuat orang progresif muncul dengan teknologinya.
      .
      emang kelihatan keren? nanti? nanti apa coba!!

      Like

      Reply

  14. Menarik. Namun, cara pandang di sini terhadap progresif dan konservatif, IMHO, terlalu konservatif. Jadi, jika saya sepakat dengan tulisan ini, saya akan jadi progresif, tapi jika tidak, saya akan jadi konservatif. Kurang lebih seperti itu.

    Untuk contoh LGBT, saya tidak sepakat. Itu bukan ide baru yang termasuk progresif, sudah ada dari jaman dulu. Dan dari berbagai aspek ilmu, dikatakan sebagai penyimpangan perilaku.

    Untuk masalah transportasi konven dan online, masalahnya cuma diperlukannya ketegasan dan keadilan pemerintah, terutama diregulasinya. Yang dinikmati dari transportasi sudah jelas nyaman, murah, aman dan mudah. Transportasi online sudah memenuhi ini tapi apa kita sebagai konsumen memikirkan penyelenggara jasa ini? Contoh, layak jalan, setau saya, Uber atau GrabCar ada batas maksimal usia kendaraannya, berarti ini memenuhi. Dari sisi keselamatan, apakah kita sebagai konsumen sudah tau siapa yg perlu bertanggungjawab? Jika kita memanfaatkan taksi konven yg sudah jelas ada perusahaan sebagai badan usaha yang menaunginya, tetap saja kita menganggap supir yg bertanggungjawab. Apalagi taksi online yg supirnya dibawahi oleh perusahaan yang belum jd badan hukum, apakah benar status supir sudah dibawahi? Bagaimana tunjangan yang diperoleh si pengemudi? Apa kemitraan mereka benar-benar perusahaan dan pegawai? Karena setau saya, pengemudi Uber contohnya, dia berada di bawah persewaan yang mobilnya digunakan oleh Uber, atau sudahlah.

    Bagaimanapun saya tetap mendukung ide baru, progresif, dan taksi online. Tapi kita tetap perlu kritis terhadap ide baru itu, kritis bukan resis. Ada poin-poin yg tetap kita awasi dan pelajari.

    Terima kasih.

    Like

    Reply

  15. Sy setuju dengan kalangan progresif. Dan sy akui masih ada beberapa ajaran konservatif yg menjadi pegangan. Bukannya bermaksud untuk terlalu bebas. Contoh isu LGBT. Setiap orang punya hak masing2, dan kita tidak berhak melarangnya. Toh dilarang juga mereka tetap bisa “bermain secantik mungkin”. Silahkan bikin aturan tapi jangan dilarang. Contoh berikutnya isu Demo para supir taksi. Sy cuma bisa bilang “kalo ngga self upgrade, ya akan ketinggalan” sedangkan zaman semakin berkembang, coba deh untuk manfaatkan keadaan untuk sesuatu yg lebih baik. Memangnya sampai kapan mau ketinggalan? Ketinggalan lalu (kemungkinan) hilang dari peredaran karna udah ngga laku! Toh dunia juga punya otak. Bisa liat yg mana lebih baik, bagus dan menguntungkan. Kita ngga munafik, manusia memang pasti cari sesuatu yg menguntungkan. Bahkan ada yg bilang ini bukan soal Merem/Melek Teknologi, tp soal keadilan membayar pajak yg seharusnya 4x lipat. Oke, sy cuma mau bilang “silahkan urus pajaknya. Sekalipun tarif transportasi online dinaikkan, gue tetep milih yang efisien, ngga mainin argo ataupun nolak customer” Hidup itu pilihan, jadi anda bebas memilih. Bukan berarti menjadi pribadi yang progresif anda menjadi bebas. Bebas tapi bijak. Dan kalo anda memilih menjadi pribadi yang konservatif. Iya sih anda akan jadi kuat, tapi jalan ditempat lalu ketinggalan. Mau?? Jadi mana yg lebih baik? Coba dipikirkan kembali dan rubah mindset.
    I just sharing my opinion 🙂

    Like

    Reply

  16. Ga kebayang jika manusia zaman purba masih memilih tetap tinggal dalam gua. Mungkin kita masih saja jadi manusia dalam gua.

    Like

    Reply

  17. Berkaitan dengan progresif dan konservatif, menurut sy, ada hal2 yg harus kita kontrol dn mnuntut kita untuk melakukan tindakan yg konservatif, ykni melarang atau tidak menytjui hal2 trsbt trjdi. Hal2 trsbt adalah hal2 yg brtntangan dgn norma agama dn aturan kebiasaan Indonesia yg bercirikan budaya ketimuran seperti LGBT dan pornografi. Itu kan mmng hrus d larang sehingga tidak merusak mental generasi penrus bangsa. Sedangkan hal2 progresif ada pula yg hrus d dukung msalnya kemajuan teknologi utk kemudahan hidup msyarakat dan kemajuan bangsa dlm hal IPTEK. intinya kedua hal ini dapat diterima atau ditolak tergantung pada indikator yang ingin dinilai. Maksih

    Like

    Reply

    1. Tidak ada korelasinya antara pornografi dengan merusak mental penerus bangsa. Di sini pornografi di larang, tapi siswa Indonesia paling bontot dalam tes internasional. Di Jepang pornografi bebas, tapi siswanya top dalam tes internasional. Yang rusak yang mana?

      Like

      Reply

      1. dan tingkat pelanggaran sex nya paling kecil di banding dengan yang dengan yang di larang.. karena setiap orang punya batasan mau melih atau tidak.. selalu ada dua kacamata berbeda untuk setiap permasalahan…heheh

        Like

  18. Kalo saya sih gak memihak satu sayap dengan militan. Pasti ada cara untuk memediasi dua kubu. Gak selamanya konservatif itu buruk. Gak selamanya progresif itu lebih bagus. Nilai-nilai moral misalnya, adalah nilai jadul yang bisa jadi pegangan hidup sampai kapanpun. Karena nilai moral itu selalu sama, baik selalu lawan dari buruk. Kebaikan selalu lebih benar dibanding kejahatan.

    Like

    Reply

    1. Tidak ada pihak yang netral. Ketika kamu tidak memilih salah satu dan punya pendapat sendiri, berarti kamu sedang membuat kubu sendiri. Kubu ketiga ini akan bertentangan dan berperang dengan dua kubu lainnya. Dalam hidup tidak ada yang namanya netral, tapi ada yang namanya ignorant/masa bodoh.

      Like

      Reply

  19. Menurut saya, being open minded itu memang harus, tapi mustinya go both way, tidak diskriminatif. Kalau mencemooh nilai-nilai yang sudah established tanpa pandang bulu, rasanya malah tidak konsisten dengan open mindedness yang dimaksud.

    Like

    Reply

    1. Dan IMO, fenomena bahwa generasi tua selalu “konservatif”, dan generasi muda selalu “progresif”, simply dapat dijelaskan dengan satu kalimat: “people tend to stick to their own ideas, and tend to stick with it in their whole lifetime.”

      Semua yang terjadi sepanjang sejarah adalah perang ide antar generasi, dimana outcome yang dihasilkan tergantung kepada kekuatan yang dimiliki dan dikerahkan oleh masing-masing pihak. Semakin penting nilai sebuah ide bagi satu generasi, akan semakin besar perlawanan yang dilakukan untuk mempertahankan ide tersebut.

      Tapi pada akhirnya, manusia akan mati, dan generasi tua pada akhirnya harus menyerahkan tahta pada generasi setelahnya. And eventually, only the best ideas will prevail, regardless of whose. Natural selection at it’s finest.

      Yang menarik untuk dipikirkan, andaikan manusia menemukan kunci untuk mengalahkan penuaan, apakah progress akan otomatis melambat – bahkan terhenti?

      Like

      Reply

      1. Not necessarily the best ideas will prevail. The strongest party’s ideas will prevail. Lebih sering ide-ide bertahan karena memenangkan perang berdarah, bukan karena isi idenya. Kalau Jepang atau Jerman yang menang Perang Dunia 2 waktu itu, kamu dan saya akan memegang nilai-nilai yang berbeda dengan yang kita pegang sekarang.

        Like

  20. Saya setuju dengan adanya perubahan kearah yang lebih baik, tetapi pendapat singkat saya sih ko Kei terlalu “left wing”. Krn pada dasarnya konservatif ga selalu buruk seperti yang ko Kei contohkan. Sebenernya banyak contoh sisi baik dari konservatif, tapi saya terlalu malas untuk menyebutkannya di komen ini. Apologies for that.

    Like

    Reply

    1. Saya tidak punya kewajiban untuk menulis secara netral. Saya menuliskan nilai-nilai yang saya pegang. Tulisan ini adalah bentuk partisipasi saya dalam perang ide di zaman ini. Kalau berasa kekirian, karena posisi saya memang di kiri.

      Like

      Reply

  21. Wah mantap banget nih tulisan setuju banget gue, secara kalo masih ada yg bertahan hidup dikubu konservatif bakal sesat dan terus mengalami kemunduran ini negara, gue milih di kubu progresif karena gue pengen maju dan berkembang mengikuti perubahan zaman,sampe gue tua pun gue tetap milih buat progresif nerima semua perkembangan zaman biar ga menggiring anak cucu tersesat dengan pola pikir goblok yg nolak segala perubahan.

    Like

    Reply

  22. semua orang yang percaya adanya hisab setelah mati, pada akhirnya biarpun progrefis akan jadi konservatif, kec kalo kita percaya itu hanya dongeng dan manusia hanya berasal dari sel tunggal yang ujug2 ada 😀

    Like

    Reply

  23. memang semua harus ada perubahan, tapi gak semua harus berubah, contohnya gini masalah LGBT, penah dengar kaum sodom, cari di internet, banyak artikelnya, ga usah di jelasin, perubahan itu, ada segi positif dan negatif, contohnya internet positifnya ada, negatifnya ada, tergantung dari si pemakainya, contohnya lagi golok bisa jadi negatif, atau positif tergantung orangnnya, semaunya kembali ke sipengguana mau baik atau jahat tergantung dia, betul engga,

    Like

    Reply

    1. Yang namanya maju ya harus terus melangkah ke depan. Nggak bisa satu kaki jalan terus ke depan tapi kaki satunya nggak mau maju, ya jatoh lah. Dan itu yang terjadi sama Indonesia.

      Like

      Reply

  24. Selama hal itu utk kemajuan peradaban, gue pribadi sih selalu dukung apapun itu. Tapi kalo justru malah menjalan ditempatkan apalagi sampai memundurkan peradaban, I’ll say “No way”.

    Kalo kita persempit masalahnya pada perang yg terjadi hari ini di Indonesia. Driver Bluebird gue ibaratkan seperti buruh pemetik gandum yg ditargetkan sm tuannya utk bisa memanen sekian Ton gandum di ladang milik tuannya -yg notabene kualitas tanah di ladang itu udah sangat gak memungkinkan utk bisa menghasilkan sejumlah gandum seperti yg ditargetkan oleh tuannya.

    Buruh pemetik gandum ini kebingungan, di satu sisi dia tau kalo hal itu gak bakalan mungkin, di sisi lain dia takut kalo sampai dipecat dan kehilangan pekerjaannya.

    Pikirannya stress, hingga apa yg ada di dalam kepalanya pun mengerucut: “bagaimana caranya supaya target itu bisa dipenuhi dan gue gak dipecat?”

    Ditengah kekalutan jiwanya saat itu, ia berdiri memandangi ladang tetangga, sebuah ladang yg lebih subur (karena memang ladangnya dirawat dengan metode perawatan yg lebih baik dan lebih modern, namun sayangnya legalitas ladang tersebut gak jelas), timbullah pemikiran konyol: “Ladang ini bisa ngebantu gue memenuhi target yg diinginkan si Tuan”

    Akhirnya ia pun memutuskan utk mulai melakukan intimidasi dgn memanfaatkan masalah legalitas yg dialami oleh ladang tersebut, dengan harapan -mereka yg berada di tengah ladang subur tersebut bisa segera pergi meninggalkan ladang dan ia bisa mengambil keuntungan dari ladang yg ditinggalkannya itu, dengan begitu, target yg diminta oleh tuannya pun bisa ia penuhi.

    Satu hal yg gak ia sadari ialah metode perawatan ladang tersebut yg berbeda jauh dengan metode perawatan ladang milik tuannya. Toh walaupun ladang sudah ditinggalkan, ia tetap gak akan mengerti tentang bagaimana cara perawatan ladang tersebut, jadi hasilnya ya bakalan sama aja.

    Cuma pemenuhan sesaat, setelah itu ia bakalan stress kembali, karena target dari majikannya pun kedepannya malah jadi bertambah.

    Yah, Kapitalisasi memang akan terus memaksa underclass utk selalu memenuhi apapun kemauan tuannya.

    Yg dialami driver-driver Bluebird saat ini ya kurang lebih sama seperti itu.

    Liked by 1 person

    Reply

    1. Karena rasa takut maka logika nggak jalan. Mental korban yang merasa dirugikan, padahal manusia di Jakarta itu buanyak banget. Meskipun ada taxi online, taxi konvensional juga bakal tetap laku kok.

      Like

      Reply

  25. Yuhu…memang selalu trjadi hal seperti ini..tp ad baikny satu hal di lihat itu bukan dr satu aspek tp dr bnyk aspek…jika baik di ikuti…jika buruk cukup di jauhi..bukan di tentang..inikan jaman ny teknologi…bukan lg jaman dahulu…harus di selaraskan dong semuanya

    Like

    Reply

  26. Saya sangat setuju nih,pendapatnya bagus.
    Lagian kalo negara ini mau maju kita harus bangkit sama2 antara pemerintah dan masyarakat. Kalo masyarakat kita masih memiliki mental yg seperti ini ya jelas susah untuk maju. Sama juga kalo para anggota pemerintah banyak yg korupsi dan anggep spele masalah rakyat ya jelas saja susah untuk maju bersama.

    Like

    Reply

  27. Kalau aku berpandangan progresif hampir sama dengan open minded.kebanyakan Orang Indonesia masih kurang dalam hal open minded. Terlalu kaku dan tidak mau menerima ide baru, karena terbelenggu oleg adat,ideologi,dan agama yang dianggapnya paling benar. Dan kuatnya hal2 yang membelenggu itu yang terus akan menghambat indonesia menjadi 100 tahun cahaya menuju kegelapan, terlambat dari negara lain. Kita seperti dikondisikan untuk seperti ini

    Like

    Reply

  28. Setuju Kei. Dan semakin tambah tua dunia ini, gesekan antara progresif dan konservatif ini semakin kerasa, karena adanya sosial media yang bikin makin mudah mereka debat alias berselisih paham. Saling menggiring opini dengan fakta masing-masing. By the way, saya masih muda, kepala 2, namun beberapa teman saya apabila dihadapkan pada masalah-masalah berkaitan dengan moral, agama, norma, dll mendadak berubah menjadi konservatif tidak sesuai dengan gaya hidup mereka yang cenderung progresif. Kenapa anak muda sekarang cenderung memiliki pemikiran konservatif ya Kei, padahal dengan semua informasi yg ada harusnya membuat mereka memiliki pemikiran yang progresif dan terbuka. Mungkin salah micin, i don’t know :)))

    Like

    Reply

  29. Progresif itu bukan kebebasan gagasan tanpa batas, ada nilai2 prinsip yang harus tetap dipegang. Setuju tentang kemajuan teknologi & informasi misal dalam hal ini online taxi / ojek dan memacu agar angkutan umum tradisional lebih kreatif. Tapi soal LGBT koridornya jelas: AGAMA. Tidak selamanya yang konsevatif itu jelek, tidak selamanya yang progresif itu bagus. Mohon jangan campuradukkan progresifitas dengan paham sekuler?

    Like

    Reply

      1. Memang saya bilang spesifik agama tertentu? Agama situ apa? Khusus soal LGBT, dilarang gak sama agama situ?

        Like

      2. Kalau agama kamu melarang LGBT, biarkan peraturan itu diterapkan pada penganut agama kamu saja. Jangan memaksa orang-orang yang bukan beragama kamu untuk ikutin aturan agama kamu. Logika sederhana kan?

        Like

    1. Jangan campuradukkan progresifitas dengan paham sekuler?? Coba mbak ya perhatiin negara2 sekuler sama negara2 relijius. Mana yg lebih sejahtera, mana yg lebih kacau? Udh make gadget mbak? Baca mbak fakta2nya banyaa. Dan lagi, mana bisa indonesia memajukan teknologi kalo pemerintah dan masyarakatnya sibuk ngurusin agama dan LGBT? Salah fokus mbak

      Like

      Reply

  30. Saya sangat setuju dengan tulisan anda.
    Dimana2 progresif selalu ditentang dan bahkan dengan cara2 yg mengerikan.
    Kalau kaya X-Men :”To Homo Neanderthalensus, his mutant cousin Homo Sapiens, which is us, was an aberration. The arrival of the mutation human species, Homo Sapiens, was followed by the immediate extinction of their less evolved kin.”
    Bahkan mungkin evolusi dari manusia purba ke manusia modern, itu ditentang abis2an.

    Ini ntr ujung2nya bakalan bilang “Kalau ngga suka, pindah negara aja”.
    Goblok kok dipiara bro.
    Kambing dipiara biar gemuk.

    Like

    Reply

Leave a comment